Pemeriksaan Fisik Head To Toe Lengkap

Pemeriksaan Fisik Head To Toe LengkapSebagai seorang profesional yang memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat harus melakukan dan menginterprestasikan berbagai prosedur pengkajian. Data yang dikumpulkan selama pengkajian digunakan sebagai dasar dalam membuat rencana asuhan keperawatan klien. Proses pengkajian keperawatan harus dilakukan dengan sangat individual (sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien saat ini). Dalam menelaah hasil pemeriksaan klien, perawat melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk memaksimalkan data yang dikumpulkan tanpa harus menambah stres klien. Setelah pengkajian awal perawat memilih komponen pemeriksaan yang sesuai dengan tingkat perpermasalahan ataupun gangguan kebutuhan yang dialami klien.  


Dalam memberikan asuhan keperawatan seorang perawat harus bisa melakukannya dengan mengikuti langkah-langkah proses keperawatan, mulai dari pengkajian sampai dengan langkah evaluasi yang penerapannya harus dilaksanakan secara berurutan yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.  Langkah pertama dalam proses keperawatan adalah Pengkajian, dengan melakukan pengkajian yang detail dan teliti, kita bisa menentukan apa permasalahan yang dialami klien, sehingga dengan demikian sekaligus kita bisa membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh klien. Oleh karena itu dalam kegiatan pengkajian kita melakukan pemeriksaan fisik dari ujung rambut ke ujung kaki klien (head to toe). 


PEMERIKSAAN FISIK 
Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe) pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan kita sebagai seorang perawat untuk membuat penilaian klinis. (Kasiati &  Rosmalawati, 2016).
Pemeriksaan fisik dilakukan pada klien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang sistematif dan komprehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat bagi klien.

1. Definisi Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya kelainankelainan dari suatu sistem atau suatu organ tubuh dengan cara melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan (auskultasi). Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa untuk mendeteksi masalah kesehatan klien. Untuk pemeriksaan fisik perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik dalam keperawatan digunakan untuk mendapatkan data objektif dari riwayat keperawatan klien. Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan bersamaan dengan wawancara. Fokus pengkajian fisik keperawatan adalah pada kemampuan fungsional klien. Misalnya, klien mengalami gangguan sistem muskuloskeletal, maka perawat mengkaji apakah gangguan tersebut mempengaruhi klien dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari atau tidak. 

2. Tujuan Pemeriksaan Fisik 
Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan: 
a. Untuk mengumpulkan dan memperoleh data dasar tentang kesehatan klien. 
b. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang diperoleh dalam riwayat keperawatan. 
c. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan. 
d. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan penatalaksanaan. 
e. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan keperawatan. 

3. Manfaat Pemeriksaan Fisik 
Pemeriksaan fisik memiliki banyak manfaat, baik bagi perawat sendiri, maupun bagi profesi kesehatan lain, di antaranya: 
a. Sebagai data untuk membantu perawat dalam menegakkan diagnose keperawatan. 
b. Mengetahui masalah kesehatan yang di alami klien. 
c. Sebagai dasar untuk memilih intervensi keperawatan yang tepat. 
d. Sebagai data untuk mengevaluasi hasil dari asuhan keperawatan. 

4. Hal–hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pemeriksaan Fisik 
a. Selalu meminta kesediaan/izin pada pasien untuk setiap pemeriksaan (informed consent). 
b. Jagalah privasi pasien. 
c. Pemeriksaan harus seksama dan sistematis. 
d. Jelaskan apa yang akan dilakukan sebelum pemeriksaan (tujuan, kegunaan, cara dan bagian yang akan diperiksa). 
e. Beri instruksi spesifik yang jelas. 
f. Berbicaralah yang komunikatif (kalau perlu gunakan bahasa daerah setempat). 
g. Ajaklah klien untuk bekerja sama dalam pemeriksaan. 
h. Perhatikanlah ekpresi/bahasa non verbal dari klien. 
i. Jangan menyakiti klien.

5. Persiapan dalam Pemeriksaan Fisik 
a. Alat 
Meteran/met line, Timbangan Berat Badan, Penlight, Steteskop, Tensimeter/ sphigmomanometer, Thermometer, Arloji/stopwatch, Refleks Hammer, Otoskop, sarung tangan/handschoon bersih (jika perlu), tissue, buku catatan perawat. Alat diletakkan di dekat tempat tidur klien yang akan di periksa, susun serapi mungkin, dan letakkan alat yang mau dipakai terlebih dahulu paling dekat dengan pemeriksa. 
b. Lingkungan 
Pastikan ruangan dalam keadaan nyaman, hangat, cukup penerangan dan tertutup. Misalnya menutup pintu/jendala atau skerem untuk menjaga privasi klien. 
c. Klien (fisik dan fisiologis) 
Bantu klien mengenakan baju periksa jika ada dan anjurkan klien untuk rileks.

Jadi penjelasan diatas adalah pengetahuan secara umum mengenai pemeriksaan fisik pada klien dewasa. Ada beberapa hal lagi yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan fisik, salah satunya adalah tehnik-tehnik dalam melakukan pemeriksaan fisik. Nah, update  terus ya artikel dari kami untuk lebih jelasnya. Jangan lupa like dan share biar bermanfaat untuk yang lainnya. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel